Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial


Seperti teks-teks lainnya, teks editorial juga mempunyai struktur. Struktur teks bukan hanya sekedar urutan, tetapi menjadi gambaran pola berfikir. Yang tidak kalah adalah bagaimana menciptakan gaya bahasa yang baik dalam penyusunan teks tersebut. Nah dua hal ini yang akan kita bahas dalam postingan kali ini.

Struktur teks editorial

Teks editorial termaksud ke dalam jenis teks eksposisi, seperti pada halnya ulasan teks-teks sejenis diskusi. dengan demikian, struktur umum dari teks editorial meliputi: pengenalan isu (tesis), Argumentasi dan Penegasan.

Pengenalan Isu

merupakan bagian pendahuluan teks editorial, Fungsinya adalah mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian selanjutnya. Pada bagian pengenalan isu disajikan peristiwa persoalan Aktual, fenomenal, dan kontroversial.

Penyampaian Pendapat/Argumentasi

Pada bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisikan tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah di perkenalkan sebelumnya.

Penegasan

Penegasan dalam teks editorial berupa simpulan, saran atau rekomendasi, didalam teks editorial juga terselip harapan redaksi kepada pihak terkait dalam menghadapi atau mengatasi persoalan yang terjadi dalam isu tersebut.

Dapatkah kamu menentukan struktur dalam teks editorial 
klik disini untuk melihat contoh teks editorial.


Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Teks editorial tergolong dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa jurnalistik. berikut ini ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial.

Penggunaan Kalimat Retoris

Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditunjukan untuk mendapatkan jawabannya. Pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan sehingga tergugah dalam membuat sesuatu, atau minimum merubah pandangan pembaca terhadap suatu isu yang dibahas. dalam teks "Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina" kalimat retorisnya terdapat pada paragraf ke-4 berikut ini:

Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana pertamina untuk menaikan harga LPG ?


Menggunakan kata-kata populer

Tujuannya agar pembaca tetap merasa rilek meskipun membaca masalah yang serius dipenuhi dengan tangapan yang kritis. dalam teks  "Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina" Contoh kata populer adalah:

Terkaget-kaget, Pencitraan, dan Menegarai


Menggunakan kata ganti petunjuk

Menggunakan kata ganti petunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainya yang menjadi fokus ulasan.

Contoh:

1. Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.

2. Berdasarkan simpulan rapat itu lah, Presiden kemudian membuat keputusan harga LPG 12kg yang diumumkan pada hari minggu kemarin.

3. Rasanya mustahil kalo pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Mentri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai padangan, pendapat, dan pertimbangan.

Konjungsi Kausalitas

Masih ingatkah dengan konjungsi kuasalitas kalau lupa klik disini. Dalam teks editorial pun masih banyak penggunaan konjungsi ini seperti: sebab, karena, oleh sebab itu. Hal ini terkait dengan pengunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur kerkenaan dengan masalah yang dikupasnya.

Contoh:

1. Masyarakat sebagai konsumen menjadi target-target karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi.

2. Malah boleh jadi ada politisi yang mengkategorikan sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbagun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.


Referensi:

Bahasa Indonesia Kelas XII. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2018 (Edisi Revisi). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuaan, Balibang, Kemendikbud.


DAFTAR ISI

1. Teks editorial (Memahami ISu Terkini)

2. Mengkonstruksi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah ke dalam Teks Eksplanasi

3. Membandingkan Novel Sejarah dengan Teks Sejarah serta Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (novel) Sejarah

4. Pengertian novel sejarah dan strukturnya


 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama